.Muhammad Farhan Bagikan Tips Aman dan Nyaman Belanja Online

Tidak ada komentar




Jakarta, 

Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan membagikan tips agar aman dan nyaman dalam berbelanja menggunakan lapak jual beli daring atau online.

Cara-cara tersebut Ia paparkan dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk "Aman dan Nyaman Belanja Online" yang berlangsung pada Rabu (25/4/2022).

Ia memaparkan, langkah yang tepat dalam berbelanja online kini sangat diperlukan. Mengingat, dalam 2 tahun terakhir ini, pandemi telah memicu pertumbuhan kegiatan transaksi digital dengan massifnya pengunaan jasa pengiriman dan belanja online.

"Hingga akhir 2021 ini, Indonesia tercatat memiliki 21 juta konsumen digital baru. Sebanyak 72% dari konsumen baru tersebut berasal dari area non-metropolitan. Pada Desember 2021, Bank Indonesia juga mencatat bahwa transaksi uang elektronik mencapai Rp35, 10 Triliun dengan kata lain mengalami kenaikan sebesar 58,60% dibandingkan pada Desember 2020 lalu," papar Farhan dalam webinar tersebut.

Farhan mengutarakan bahwa potensi pasar digital Indonesia terbilang cukup unggul dan diprediksi mampu menjadi kekuatan ekonomi digital di ASEAN dan dunia. 

"Artinya, kebiasaan atau pola belanja online ini akan terus berlangsung walaupun pandemi telah berakhir. Masyarakat mulai terbiasa dengan bertambahnya opsi pengalaman belanja baik secara offline atau online. Tren ini juga didorong dengan adanya kemudahan dalam menggunakan dompet digital," tuturnya. 

Platform belanja digital, kata Farhan, telah meberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam berbelanja online. 

Namun di sisi lain ada beberapa hal yang harus diwaspadai, yaitu penipuan, penjualan barang palsu dan kejahatan siber. maka dari itu, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat berbelanja online. 

"Di antaranya, kita harus kenali toko dengan cermat. Jika membeli barang di marketplace perhatikan tanda toko, apakah toko tersebut sudah menjadi langganan pembeli atau belum. Kemudian selalu mengecek kolom komentar untuk memastikan apakah barang tersebut sesuai dengan foto dan deskripsi produk. Kemudian kita pada saat membeli barang melalui platform marketplace, jangan melakukan transaksi di luar platform itu sendiri," paparnya. 

Selain itu, jangan mudah tergiur ketika penjual di martketplace dan media sosial memberikan harga yang terlalu murah dari harga pasaran. 

"Karena di saat kita berbelanja di media sosial, cek media sosialnya, lihat dari jumlah komen dan kualitas foto yang diunggah, jangan hanya melihat jumlah followers. Sekaligus pastikan identitas penjual seperti nomor telepon/website agar bisa dihubungi. Lalu sebagai pembeli kita harus periksa ulang rekening seller, yang bisa dicek melalui website cekrekening.id yang telah disediakan oleh Kemenkominfo," terang Farhan. 

Lalu terakhir, yang perlu diperhatikan adalah jangan sesekali memberikan kode ataupun informasi rahasia kepada siapapun. 

"Terakhir yang perlu kita selalu ingat bahwa jangan pernah memberikan OTP kepada orang lain," lanjutnya. 

Senada dengannya, Dosen Unika Atma Jaya, Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA memaparkan bahwa harus disadari, saat melakukan aktivitas online, prinsip keheti-hatian haruslah ditingkatkan. 

"Apalagi saat  kita menyantumkan data pribadi kita seperti alamat, nama bahkan nomor telepon. Mungkin sebenarnya itu hal biasa dan wajar untuk bertaransaksi, namun jika ada orang-orang yang iseng, maka data kita akan disalahgunakan. Untuk itu kita perlu menyadari, bahwa data pribadi merupakan informasi yang kita sampaikan secara digital. Di mana data pribadi yang sifatnya sensitif, jika tersebar bisa menyebabkan masalah," terangnya.

Untuk itu, Ia pun turut membeberkan sejumlah tips agar aman dan nyaman dalam bertransaksi di ranah digital. 

"Periksa gawai atau device, yaitu dengan update password secara ruitn, usahakan berbelanja dengan menggunakan email tertentu, berbelanja langsung ke tokonya, jangan sembarang klik iklan, hati-hati menggunakan wifi public, dan gunakan cara pembayaran yang jelas," paparnya.

Selain tips-tips tersebut, dalam hal ini juga sangat diperlukan literasi digital bagi setiap pengguna. 

Oleh karena itu, Dirjen Aptika Kemkominfo, Samuel A Pangerapan, B.Sc mengatakan bahwa pihaknya akan menjadi garda terdepan dalam penanaman literasi digital ini kepada masyarakat.  

"Karena penggunaan internet perlu dibantu dnegan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan produktif, bijak dan tepat guna," jelasnya. 

Sebab jika dilihat dari kondisi yang ada, tingkat literasi digital di Tanah Air kini masih belum mencapai tahap yang lebih baik. 

"Saat ini indeks literasi digital Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5, yang artinya, masih dalam kategori sedang belum mencapai tahap yang lebih baik. Angka ini perlu terus kita tingkatkan sehingga menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan litrerasi digital," pungkasnya.

Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan membagikan tips agar aman dan nyaman dalam berbelanja menggunakan lapak jual beli daring atau online.

Cara-cara tersebut Ia paparkan dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk "Aman dan Nyaman Belanja Online" yang berlangsung pada Rabu (25/4/2022).

Ia memaparkan, langkah yang tepat dalam berbelanja online kini sangat diperlukan. Mengingat, dalam 2 tahun terakhir ini, pandemi telah memicu pertumbuhan kegiatan transaksi digital dengan massifnya pengunaan jasa pengiriman dan belanja online.

"Hingga akhir 2021 ini, Indonesia tercatat memiliki 21 juta konsumen digital baru. Sebanyak 72% dari konsumen baru tersebut berasal dari area non-metropolitan. Pada Desember 2021, Bank Indonesia juga mencatat bahwa transaksi uang elektronik mencapai Rp35, 10 Triliun dengan kata lain mengalami kenaikan sebesar 58,60% dibandingkan pada Desember 2020 lalu," papar Farhan dalam webinar tersebut.

Farhan mengutarakan bahwa potensi pasar digital Indonesia terbilang cukup unggul dan diprediksi mampu menjadi kekuatan ekonomi digital di ASEAN dan dunia. 

"Artinya, kebiasaan atau pola belanja online ini akan terus berlangsung walaupun pandemi telah berakhir. Masyarakat mulai terbiasa dengan bertambahnya opsi pengalaman belanja baik secara offline atau online. Tren ini juga didorong dengan adanya kemudahan dalam menggunakan dompet digital," tuturnya. 

Platform belanja digital, kata Farhan, telah meberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam berbelanja online. 

Namun di sisi lain ada beberapa hal yang harus diwaspadai, yaitu penipuan, penjualan barang palsu dan kejahatan siber. maka dari itu, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat berbelanja online. 

"Di antaranya, kita harus kenali toko dengan cermat. Jika membeli barang di marketplace perhatikan tanda toko, apakah toko tersebut sudah menjadi langganan pembeli atau belum. Kemudian selalu mengecek kolom komentar untuk memastikan apakah barang tersebut sesuai dengan foto dan deskripsi produk. Kemudian kita pada saat membeli barang melalui platform marketplace, jangan melakukan transaksi di luar platform itu sendiri," paparnya. 

Selain itu, jangan mudah tergiur ketika penjual di martketplace dan media sosial memberikan harga yang terlalu murah dari harga pasaran. 

"Karena di saat kita berbelanja di media sosial, cek media sosialnya, lihat dari jumlah komen dan kualitas foto yang diunggah, jangan hanya melihat jumlah followers. Sekaligus pastikan identitas penjual seperti nomor telepon/website agar bisa dihubungi. Lalu sebagai pembeli kita harus periksa ulang rekening seller, yang bisa dicek melalui website cekrekening.id yang telah disediakan oleh Kemenkominfo," terang Farhan. 

Lalu terakhir, yang perlu diperhatikan adalah jangan sesekali memberikan kode ataupun informasi rahasia kepada siapapun. 

"Terakhir yang perlu kita selalu ingat bahwa jangan pernah memberikan OTP kepada orang lain," lanjutnya. 

Senada dengannya, Dosen Unika Atma Jaya, Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA memaparkan bahwa harus disadari, saat melakukan aktivitas online, prinsip keheti-hatian haruslah ditingkatkan. 

"Apalagi saat  kita menyantumkan data pribadi kita seperti alamat, nama bahkan nomor telepon. Mungkin sebenarnya itu hal biasa dan wajar untuk bertaransaksi, namun jika ada orang-orang yang iseng, maka data kita akan disalahgunakan. Untuk itu kita perlu menyadari, bahwa data pribadi merupakan informasi yang kita sampaikan secara digital. Di mana data pribadi yang sifatnya sensitif, jika tersebar bisa menyebabkan masalah," terangnya.

Untuk itu, Ia pun turut membeberkan sejumlah tips agar aman dan nyaman dalam bertransaksi di ranah digital. 

"Periksa gawai atau device, yaitu dengan update password secara ruitn, usahakan berbelanja dengan menggunakan email tertentu, berbelanja langsung ke tokonya, jangan sembarang klik iklan, hati-hati menggunakan wifi public, dan gunakan cara pembayaran yang jelas," paparnya.

Selain tips-tips tersebut, dalam hal ini juga sangat diperlukan literasi digital bagi setiap pengguna. 

Oleh karena itu, Dirjen Aptika Kemkominfo, Samuel A Pangerapan, B.Sc mengatakan bahwa pihaknya akan menjadi garda terdepan dalam penanaman literasi digital ini kepada masyarakat.  

"Karena penggunaan internet perlu dibantu dnegan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan produktif, bijak dan tepat guna," jelasnya. 

Sebab jika dilihat dari kondisi yang ada, tingkat literasi digital di Tanah Air kini masih belum mencapai tahap yang lebih baik. 

"Saat ini indeks literasi digital Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5, yang artinya, masih dalam kategori sedang belum mencapai tahap yang lebih baik. Angka ini perlu terus kita tingkatkan sehingga menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan litrerasi digital," pungkasnya.

Tidak ada komentar

Posting Komentar