MENJADIKAN BUTIR BUTIR PANCASILA SEBAGAI RUH JIWA DAN RAGA

PostJakarta
0
DISKUSI KEBANGSAAN
DPP IKATAN PENDUKUNG KEMERDEKAAN INDONESIA (IP-KI) Bersama UNITi INDONESIA

Jakarta 26 Maret 2019.
Auditorium, Museum Nasional RI J1. Medan Merdeka barat



Menjelang 21 tahun pasca Reformasi tahun 1998, Indonesia telah melalui serangkaian perubahan besar, yang berdampak pada tatanan pemerintahan sena semangat ber-demokrasi bagi setiap warga negaranya.

Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IP-KI), kembali menjadi pelopor untuk menggelorakan nasionalisme kebangsaan. IP-KI bersama UNITi Indonesia, kembali menyelenggarakan diskusi kebangsaan untuk menyambut momen penting dalam pesta demokrasi kita dalam waktu dekat. Namun, hal ini bukanlah langkah strategis bagi IP-Kl maupun UNITi untuk berbagi pandangan demi kepentingan yang sedang membutuhkan atensi terobosan.

Diskusi kali ini mengangkat judul “Meneruskan Reformasi dan MenjagaCita-Cita Proklamasi”. Poin-poin tumutan Reformasi yang sejatinya memiliki agenda memberi pembatasan waktu kekuasaan seorang Presiden Negara, Penghapusan Dwi Fungsi Abri, Penegakan Supremasi Hukum, Amanademen UUD 1945, Pelaksanaan Otonomi Daerah dan upaya melakukan pembersihan praktek KKN pada masa itu, perlu dilakukan “Refleksi dan Evaluasi”, guna menjadi sumbangsaran kepada pemerintahan mendatang yang akan ditentukan dalam bingkai Demokrasi kita dimana proses pemilihan langsung ini juga merupakan hasil dari proses Reformasi tersebut.

Upaya ini bukanlah perkara mudah, sebagai Organisasi Kebangsaan tertua ,

IP-KI mencoba mengingatkan fakta kepada semua pihak yang mmHiki kcmampuan dan tanggung jawab alas konstilusi, bahwa agenda Reformasi berjalan cepat namun juga menjauh dari cita-cita Negara kita yang tercantum dalam Proklamasi dan pembukaan UUD 1945. Upaya penegakan hukum yang tumpul ke atas tajam ke bawah, prestasi KPK yang meningkat dalam pelaksanaan OTT, Otonomi Daerah melanggengkan “Raja-Raja” lokal sehingga meniadakan esensi kearifan lokal yang seharusnya menjadi barometer implementasi nilai-nilai luhur dan mampu mereduksi upaya pemahaman radikal yang dapat memecah belah bangsa.

Diskusi kali ini turut menghadirkan narasumber yang berkompeten dan mampu memberikan pencerahan bersama untuk menyambut niatan luhur kami.

Pembukaan diskusi oleh Bapak Baskara Sukarya sebagai Ketua Umum UNITi INDONESIA, dan Keynote Speech Diskusi ini, adalah mantan menteri pasca Reformasi dan merupakan salah satu Wakil Ketua Dewan Pembina DPP IP-KI Bapak Prof. Dr. Bomer Pasaribu, S.H, M.Si. Proses perdiskusian bexjalan melalui sumbangsih kesaksian sejarah, pemikiran dan pengalaman dari para pembicara yang kami yakini kapabilitas serta jam terbangnya, sudah teruji-sahi, seperti ; Prof. Dr. Bambang P.S Brodjonegoro selaku Menteri PPN/Kepala Bapenas, pembicara ke-2 Prof. Dr. Anhar Gonggong sebagai seorang sejarawan, pembicara ke g 3 Prof. Dr. Asep Saefuddin, M.Sc selaku Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia dan terakhir sebagai pembicara ke -4 adalah Bapak Bambang Sulistomo selaku Ketua Umum DPP IP-Kl, dibawakan oleh moderator perwakilan generasi milenial yang juga merupakan Wakil Sekretaris Jenderal DPP IP-KI, saudara Troy.

Pro-Kontra tentang Reformasi yang memberikan dampak ter-amandemen nya UUD 1945, juga menjadi sudut pandang tajam yang dibahas dalam kesempatan ini. Momentum mempersiapkan estafet generasi penerus bangsa untuk bisa memiliki kesadaran, kemauan dan penambahan cakrawala berpikir dalam kesiapan mengisi tantangan zaman kedepan. Tanpa kehilangan arah dan tetap mampu menyerap butir butir Pancasila sebagai roh jiwa raga dalam proses meng-aktualisasikan-nya, sesuai yang tertuang dalam isi pembukaan Undang-Undang DasaI 1945. (red)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)