FORUM ALUMNI PETISI ADAKAN SEMINAR NASIONAL BERTAJUK: ”MENGGUGAT KEABSAHAN KONSTITUSI UUD 1945 VERSI 2002 : MELURUSKAN SEJARAH DAN KEMBALI KE JATIDIRI BANGSA"

PostJakarta
0


Demokrasi mainded yang di canangkan oleh reformasi tahun 98, telah menjadi pintu masuk mencengkramnya cakar kapitalisme global melalui para taipan dan investor asing yang telah tumbuh di era orba. Negara menjadi kehilangan control atas si kuat yang makin kuat mencengkram yang Iemah, atas si kaya yang makin kaya membeli semua asset asset sumberdaya si miskin. Hasil laporan Oxfam menegaskanfakta,ada 4 orang terkaya Indonesia sama sebanding dengan jumlah uang 100 juta rakyat yang hidup prihatin. Ada seorang taipan memiliki 5 juta hektar Iahan tanah, sementara ada jutaan rakyat tidak memiliki semester pun tanah untuk modal mereka hidup.

Sejak awal reformasi, bangsa ini habis mempreteli jati dirinya yang ditulis dengan darah dan air mata dari para The Founding Fathers dan ribuan pahlawan nasional yang gugur, oleh para generasi reformasi sesudahnya. Indonesia yang asli dan otentik yang tertuang di dalam consensus kebudayaannya yakni konstitusi UUD 1945 itu telah dipalsukan dan menjadikannya sebagai sejarah masa Ialu yang sudah usang, bukan malah memperkuat konsilidasi kebudayaan dan idiologinya tapi malah menghancurkan peradaban bangsanya yang luhur itu.

Perubahan UUD 1945 yang dipaksakan dan tergesa gesa tidak saja telah merobek struktur tatanan hukum, ekonomi, politik, pertahanan, sosial budaya, tetapi juga telah membuka persoalan baru di tengah masyarakat kita, yakni lahirnya exploitasi baru pada struktur masyarakat rentan khususnya yang terkebelakang, karena kompetisi menjadi lebih terbuka pada masyarakat yang agressif yang secara modal dan akses jauh lebih kuat. Keseimbangan antara si kuat dan si lemah semakin complang.

lbu Pertiwi sedang mengalami semacam konstraksi Sejarah, sedang menahan sakit yang amat sangat di rahimnya. Olehnya, FORUM ALUMNI PERGURUAN TINGGI SE INDONESIA (FA PETISI), yang lahir dari proses perjuangan PETISI TOLAK REKLAMASI TELUK JAKARTA, akan kembali mengambil peran kesejarahannya untuk menyelamatkan lbu Pertiwi. keberadaan Indonesia Raya sedang di uji, sekalipun jatidirinya diabaikan dan dikerdilkan dalam berbagai aspek dalam kancah era ”Indonesian Reform”. Pun akhirnya reformasi dan segala regulasinya toh telah gagal menumbuhkan kesejahteraan rakyat, bahkan gagap menghadapi kancah persaingan global pada semua aspek yang semakin tajam, panick kehilangan jatidiri, bahkan cenderung menjadi negara copy paste atas produk serba asing.

Atas persoalan tersebut di atas FA PETISI Mencoba menggagas kegiatan Silaturrahmi Antar Alumni Perguruan Tinggi dalam bentuk Seminar Nasional ”MENGGUGAT KEABSAHAN KONSTITUSI UUD 1945 VERSI 2002 : MELURUSKAN SEJARAH DAN KEMBALI KE JATIDIRI BANGSA”, sebagai biang alias big problem bangsa saat ini. Hasil seminar ini kemudian akan dilanjutkan dalam beberapa FGD dalam rangka mencapai rumusan final bersama atas solusi dari akar persoalan tersebut di atas.

Jadi ini juga dimaksudkan sebagai Paper Akademik FA PETISJ dalam rangka memberi masukan kepada Institusi MPR DPR RI dan Partai Politik yang berencana melakukan Amandemen UUD 1945 (soal G&dN). Sekaligus juga sebagai acuan akademik untuk meyikapi pro kontra di tengah masyarakat mengenai posisi KONSTITUSI UUD NEGARA REPUBLIK INIDONESIA 18 AGUSTUS 1945 atas perubahan/amandemen (1999~2002).

Ada pun yang menjadi Narasumber dan Penanggap pada Seminar Nasional tersebut yang terdiri dari para pakar/ahli, Tokoh Nasional, Aktivis antara lain adalah : Rahmawati Soekarno Putri, Rocky Gerung, Yusril Ihza Mahendra, Natalius Pigai, Sri Bintang Pamungkas, Irman Putra Sidin, Ahmad Yani, Edwin Soekowati, Djoko Edhi Abdurrahman, Hendrajit, Muslim Armas, Indra Wardhana, Sopian Kasim, Reza Satria, Syebubakar Abdurahman, Abas TS, lshaq Rofiq, Syafti Hidayat dll.

Acara ini akan di ikuti kurang lebih 150 Anggota Alumni Perguruan Tinggi dari berbagai Universitas dan Institut yang ada di Indonesia, serta 100 Mahasiwa dari berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Jakarta yang antusias yang ikut serta mendaftarkan diri atas animo terhadap persoalan konstitusi UUD 1945.

Dalam acara tersebut terlebih dahulu akan di buka oleh Ketua FA PETISI, A Razak Wawo serta Pembacaan Deklarasi FA PETlSl oleh saudara Buyung lshak dari Ul yang akan di ikuti seluruh Perwakilan Perguruan Tinggi yang hadir. Acara ini selanjutnya akan ditutup pada sore hari dengan Pembacaan Hasil Putusan Rapat FA PETISI mengenai susunan 9 Formatur untuk menyempurnakan AD/ART dan Program FA PETISI, oleh Sofyan Soemantri (SEKJEN FA PETISI).

Atas persoalan tersebut di atas FA PETISI Mencoba menggagas kegiatan Silaturrahmi Antar Alumni Perguruan Tinggi dalam bentuk Seminar Nasional ”MENGGUGAT KEABSAHAN KONSTITUSI UUD 1945 VERSI 2002 : MELURUSKAN SEJARAH DAN KEMBALI KE JATIDIRI BANGSA”, sebagai biang alias big problem bangsa saat ini. Hasil seminar ini kemudian akan dilanjutkan dalam beberapa FGD dalam rangka mencapai rumusan final bersama atas solusi dari akar persoalan tersebut di atas.

Jadi ini juga dimaksudkan sebagai Paper Akademik FA PETISJ dalam rangka memberi masukan kepada Institusi MPR DPR RI dan Partai Politik yang berencana melakukan Amandemen UUD 1945 (soal G&dN). Sekaligus juga sebagai acuan akademik untuk meyikapi pro kontra di tengah masyarakat mengenai posisi KONSTITUSI UUD NEGARA REPUBLIK INIDONESIA 18 AGUSTUS 1945 atas perubahan/amandemen (1999~2002).

Ada pun yang menjadi Narasumber dan Penanggap pada Seminar Nasional tersebut yang terdiri dari para pakar/ahli, Tokoh Nasional, Aktivis antara lain adalah : Rahmawati Soekarno Putri, Rocky Gerung, Yusril Ihza Mahendra, Natalius Pigai, Sri Bintang Pamungkas, Irman Putra Sidin, Ahmad Yani, Edwin Soekowati, Djoko Edhi Abdurrahman, Hendrajit, Muslim Armas, Indra Wardhana, Sopian Kasim, Reza Satria, Syebubakar Abdurahman, Abas TS, lshaq Rofiq, Syafti Hidayat dll.

Acara ini akan di ikuti kurang lebih 150 Anggota Alumni Perguruan Tinggi dari berbagai Universitas dan Institut yang ada di Indonesia, serta 100 Mahasiwa dari berbagai Perguruan Tinggi yang ada di Jakarta yang antusias yang ikut serta mendaftarkan diri atas animo terhadap persoalan konstitusi UUD 1945.

Dalam acara tersebut terlebih dahulu akan di buka oleh Ketua FA PETISI, A Razak Wawo serta Pembacaan Deklarasi FA PETlSl oleh saudara Buyung lshak dari Ul yang akan di ikuti seluruh Perwakilan Perguruan Tinggi yang hadir. Acara ini selanjutnya akan ditutup pada sore hari dengan Pembacaan Hasil Putusan Rapat FA PETISI mengenai susunan 9 Formatur untuk menyempurnakan AD/ART dan Program FA PETISI, oleh Sofyan Soemantr

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)